Jumat, 18 November 2016

Teknologi Authentikasi Retina Scanner (Sistem Cerdas)

Teknologi Authentikasi Retina Scanner


Andika Adri Putra                       11114064
Nanda Yulian Pranoto                 17114806

A. Pendahuluan
Biometric berasal dari kata Bio dan Metric. Kata bio diambil dari bahasa yunani kuno yang berarti Hidup sedangkan Metric juga berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti ukuran, jadi jika disimpulkan biometric berarti pengukuran hidup. Tapi secara garis besar biometric merupakan pengukuran dari statistic analisa data biologi yang mengacu pada teknologi untuk menganalisa karakteristik suatu tubuh ( individu ).
Retinal Scan merupakan salah satu biometri tertua dari beberapa teknologi biometri yang ada. Pada tahun 1930 riset mengusulkan teknologi yang dapat mengditeksi pembuluh darah pada selaput mata. Tetapi teknologi tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk digunakan dan tepatnya pada tahun 1984 alat ini mulai dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan - perusahaan tertentu.
 
Pengertian dari retinal scan itu sendiri adalah salah satu teknologi biometri yang memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi yang mampu meneliti lapisan pembuluh darah dibelakang selaput mata.

Tapi tingkat akurasi dari retinal scan sendiri bisa menurun apabila terjadi gangguan pada selaput mata. Contohnya, bila mata sudah mulai rabun atau parahnya lagi ( katarak ) maka alat yang digunakan untuk mengditeksi taidak dapat mengenali identitas si pengguna.
 
 B. Pembahasan
Retinal Scan merupakan salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (selaput jala). Retinal Scan sampai sekarang penggunaannya masih sangat jarang, mungkin dikarenakan biaya yang sangat tinggi dan kebanyakan orang berpendapat, dengan menggunakannyan teknologi ini bisa menimbulkan gangguan pada mata.

Memang diakui semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan teknologi Retinal Scan, akan tetapi dengan menggunakan teknologi ini identitas pemakai akan sangat sulit untuk diduplikatkan. Bukan hanya itu saja teknologi tersebut bisa sangat akurat dalam mengverifikasikan bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya. Selain itu alat ini tidak seperti kartu identitas yang bisa dicuri bahkan dihilangkan.

Retinal scan ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya ( sinar ) maka alat tersebut dengan otomatis akan memunculkan identitas ataupu biodata si pengguna.

Beda dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput mata belakang dan lewat sel saraf mata alat pengditeksi akan mengetahui si pengguna retinal scan tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 detik untuk mrngecek saraf saraf yang sudah dipasangkan retinal scan.

Teknologi ini sudah digunakan di USA di bagian militer mulai tahun 1984. Mereka menggunakan alat ini untuk menjaga akses keamanan mereka dari teroris dan pengganggu lainnya. Seperti di bagian militer mereka juga menerapkan teknologi ini dibagian CIA, FBI, NASA, bahkan juru masak dipenjara federal yang berada dipinggiran kota Texas. Mereka memanfaatkan alat ini guna untuk mejaga keamanan mereka.

    State Machine model adalah kumpulan dari Retinal Scan, yang disebut state, dan sebuah transisi yang spesifik yang diijinkan untuk melakukan modifikasi terhadap object dari satu state ke state berikutnya. State machine sering dipakai untuk real-life entities ketika state yang spesifik dan transisinya ada dan dimengerti. Ketika sebuah subject meminta untuk membaca sebuah object, harus ada sebuah transisi yang mengijinkan untuk merubah sebuah object yang closed menjadi open object. menunjukan diagram dari state machine yang sederhana. State direpresentasikan oleh lingkaran, dan transisinya direpresentasikan oleh anak panah.

Retinal scan belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien di pemerintahan maupun pelayanan publik. Padahal tata kelola pemerintahan Indonesia saat ini membutuhkan suatu sistem yang baik atau sering disebut sebagai Good Corporate Governance atau Good Government. Retinal scan dapat diperankan sebagai enabler dalam konteks pembangunan pemerintahan yang bersih, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses pemerintahan yang rumit (complex) dapat dimodelkan dengan teknologi dan system informasi yang sistematis. Selain untuk pemerintahan, retinal scan juga bisa digunakan diperusahaan – perusahaan yang memiliki nilai bisnis yang lumayan besar.

C.  Cara Kerja Retina Scanner
Cara kerja dari retinal sendiri cukup sederhana yaitu ketika si pengguna menggunakan alatnya maka sinar inframerah yang berada pada digital pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10 – 15 detik.
 
Dari gambar di samping kita bisa melihat cara kerja dari retinal scan dengan sensor dari inframerah yang melewati atau memaparkan cahayanya ke saraf retina dan secara otomatis alatnya akan mengantarkan ke digital sensor tersebut bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas kalau setiap teknologi tidak ada yang sempurna. Sama halnya dengan alat sensor untuk retinal scan, alat ini tidak bisa mengenal atau mengdeteksi 100% pemakainya mungkin disebabkan adanya gangguan pada saraf selaput mata. Dan di sisi lain alat ini bisa mengenalinya namun dengan pemakai yang salah.

Semakin banyak informasi, atau faktor, yang diminta dari subjek, semakin menjamin bahwa subjek adalah benar-benar entitas yang diklaimnya. Oleh karenanya, otetikasi dua faktor lebih aman dari otentikasi faktor tunggal. Masalah yang timbul adalah bila subjek ingin mengakses beberapa sumber daya pada sistem yang berbeda, subjek tersebut mungkin diminta untuk memberikan informasi identifikasi dan otentikasi pada masing masing sistem yang berbeda. Hal semacam ini dengan cepat menjadi sesuatu yang membosankan. Sistem Single Sign-On (SSO) menghindari login ganda dengan cara mengidentifikasi subjek secara ketat dan memperkenankan informasi otentikasi untuk digunakan dalam sistem atau kelompok sistem yang terpercaya. User lebih menyukai SSO, namun administrator memiliki banyak tugas tambahan yang harus dilakukan. Perlu perhatian ekstra untuk menjamin bukti-bukti otentikasi tidak tidak tersebar dan tidakdisadap ketika melintasi jaringan. Beberapa sistem SSO yang baik kini telah digunakan. Tidak penting untuk memahami setiap sistem SSO secara detail. Konsep-konsep penting dan kesulitan-kesulitannya cukup umum bagi semua produk SSO.

 D. Cara Penggunaan Retinal Scan
        Si pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan mengverifikasikan identitas si pengguna.
Adapun langkah–langkah spesifiknya:
1. Subjek akan melakukan permintaan akses ke suatu objek kemudian objek akan mengirimkan ID kepada subjek sesuai permintaan si subjek
2. Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek
3. Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek
4. Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkan
Biasanya ini dilakukan 2 – 3 dalam satu minggu karena selain dari tuntutan juga untuk menjaga kestabilan mata. Pemilik retina scan ditugaskan untuk memelihara mata mereka demi melaksanakan kebijakan keamanan sesuai dengan procedure yang telah disepakati oleh pemilik retina scan. Pemilik rerina scan sering kali melupakan bahwa dia harus manjaga selaput matanya jika tidak bisa menimbulkan problem yang fatal.
 
Pemilik data memikul tanggung jawab terbesar terhadap proteksi retinal scan. Pemilik data umumnya adalah anggota manajemen dan berperan sebagai wakil dari organisasi dalam tugas ini. Ia adalah pemilik yang menentukan tingkat klasifikasi retina scan dan mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan sehari-hari kepada pemelihara data.

E. Aplikasi
       Ketika dibahas di media umum Retina Scan diperkenalkan sebagai salah satu teknologi dari Biometri. Teknologi biometri kepemerintah atau keperusahaan sangat terkait untuk kemajuan dan literatur mereka tidak terkecuali dengan Retinal Scan. Dokumentasi dari retina scan sering dihubungkan dalam konteks logis keamanan seperti akses jaringan PC login.
Tetapi bertentangan dengan paham mereka. Retinal scan digunakan hampir dalam aplikasi keamanan, pengendalian untuk mengakses kearea sensitif atau didalam instalasi militer, pembangkit tenaga listrik dan sebagainya. Contohnya diIntelegen agen (CIA), kantor penyelidikan pusat (FBI) dan NASA. 

Menurut NASA retina scan mempunyai kemampuan dalam menjaga keamanan mereka, dibandingkan dengan finger scan, retinal scan lebih maksimal karena menurutnya sel saraf mata seseorang tidak akan berubah kecuali katarak dan lebih penting dengan menggunakan retinal scan mereka bias menjaga akses mereka dari orang luar yang tak bertanggung jawab.

Oleh karena itu retinal scan Kontrol akses adalah semua yang mengatur tentang proses pengontrolan akses. Pertama-tama kita akan mendifinisikan beberapa pengertian. Sebuah entitas yng memminta akses ke sebuah sumberdaya disebut sebagai akses dari sipengguna. Sebuah subjek merupakan entitas yang aktif karena dia menginisiasi sebuah permintaan akses. Sebuah seumber daya yang akan diakses oleh subjeks disebut sebagai objek dari akses. Objek dari akses merupakan bagian yang pasif dari akses karena subjek melakukan aksei terhadap objeks tersebut. Jadi tujuan dari kebijakan kontrol akses adalah mengijinkan hanya subjek yang mempunyai otorisasi yang bisa mengakses objeks yang sudah diijinkan untuk diakses. Hal ini mungkin juga ada subjeks yang sudah mempunyai otorisasi tapi tidak melalukan akses terhadap spesifik objeks tertentu.
 
Jika pun melakukan akses yang salah tapi Retinal Scan mampu mengatasinya dengan mengandalkan AS ( Authentic Security ). Tetapi dengan syarat kesalahan yang dilakukan tidak terlalu berat.
Tapi walaupun demikian semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan retina scan sendiri. Informasi yang diberikan retinal scan berdasarkan statistic yang didasarkan pada 5% - 10% tidak mampu untuk memuaskan si pengguna.

F. Kelebihan
- Tingkat kekeliruan dalam mengditeksi tau mengverifikasikan identitas sangat kecil.
- Tingkat kestabilan mata tidak akan berubah sampai seumur hidu melainkan kena penyakit (katarak)
- Dalam mengditeksi suatu identitas sangat cepat
- Tidak ada satupun teknologi yang mampu mengduplikatkan sel saraf (retina) seseorang.
- Dengan kemaksimalannya dapat menjaga dan megamankan akses dari serangan atau gangguan dari teroris atau apapun.
- Beda dengan kartu dan kunci retinal scan tidak dapat dicuri atau dihilangkan.


G. Kekurangan
- Biaya yang sangat sulit dijangkau sekitar $2000 - $2500.
- Mata akan mengalami gangguan dan kerusakan apabila terlalu sering digunakan.
- Bila mata mengalami gangguan alat pengdeteksi bias saja tidak bisa membaca akses si pengguna. Mungkin bias dibaca tapi pembacaannya salah.
- Persepsi si pengguna dalam meggunakannya masih kurang karena disebabkan takut merusak mata dan penglihatan.
- Alat pengditeksi yang digunakan relative sulit ditemukan yang disebabkan alat untuk mendesainnya lumayan mahal.


H.  Kesimpulan
            Retina Scan yaitu salah satu biometri tertua dari beberapa teknologi biometri yang ada. Biometri itu berasal dari kata bio dan metri, Bio yaitu hidup sedangkan Metric yaitu ukuran, jadi Biometric berarti ukuran hidup. Retina scan merupakan salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (selaput jala). Retina scan ini dioprasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya maka alat tersebut dengan otomatis akan memunculkab identitas ataupun biodata pengguna. Cara kerja retina ini cukup sederhana yaitu ketika pengguna menggunakan alatnya maka inframerah yang berada pada digital pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10-15 detik. Cara penggunaan retina scan yaitu si pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai data cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata pengguna dengan cara otomatis.

I    I. Flowchart Algoritma






Pages - Menu