Teknologi Authentikasi Retina
Scanner
Andika Adri Putra 11114064
Nanda Yulian Pranoto 17114806
A. Pendahuluan
Biometric
berasal dari kata Bio dan Metric. Kata bio diambil dari bahasa
yunani kuno yang berarti Hidup sedangkan Metric
juga berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti ukuran, jadi jika disimpulkan
biometric berarti pengukuran hidup.
Tapi secara garis besar biometric
merupakan pengukuran dari statistic analisa data biologi yang mengacu pada
teknologi untuk menganalisa karakteristik suatu tubuh ( individu ).
Retinal
Scan merupakan salah satu biometri tertua dari beberapa teknologi biometri yang
ada. Pada tahun 1930 riset mengusulkan teknologi yang dapat mengditeksi
pembuluh darah pada selaput mata. Tetapi teknologi tersebut membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk digunakan dan tepatnya pada tahun 1984 alat ini mulai
dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan - perusahaan tertentu.
Pengertian
dari retinal scan itu sendiri adalah salah satu teknologi biometri yang memiliki
tingkat akurasi yang cukup tinggi yang mampu meneliti lapisan pembuluh darah
dibelakang selaput mata.
Tapi
tingkat akurasi dari retinal scan sendiri bisa menurun apabila terjadi gangguan
pada selaput mata. Contohnya, bila mata sudah mulai rabun atau parahnya lagi (
katarak ) maka alat yang digunakan untuk mengditeksi taidak dapat mengenali
identitas si pengguna.
B. Pembahasan
Retinal Scan merupakan
salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (selaput
jala). Retinal Scan sampai sekarang
penggunaannya masih sangat jarang, mungkin dikarenakan biaya yang sangat tinggi
dan kebanyakan orang berpendapat, dengan menggunakannyan teknologi ini bisa
menimbulkan gangguan pada mata.
Memang
diakui semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan teknologi
Retinal Scan, akan tetapi dengan menggunakan teknologi ini identitas pemakai
akan sangat sulit untuk diduplikatkan. Bukan hanya itu saja teknologi tersebut
bisa sangat akurat dalam mengverifikasikan bahwa si pengguna telah menunjukkan
identitasnya. Selain itu alat ini tidak seperti kartu identitas yang bisa
dicuri bahkan dihilangkan.
Retinal
scan ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi dengan cepat
dan melalui inframerah atau cahaya ( sinar ) maka alat tersebut dengan otomatis
akan memunculkan identitas ataupu biodata si pengguna.
Beda
dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput mata
belakang dan lewat sel saraf mata alat pengditeksi akan mengetahui si pengguna
retinal scan tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 detik untuk
mrngecek saraf saraf yang sudah dipasangkan retinal scan.
Teknologi
ini sudah digunakan di USA di bagian militer mulai tahun 1984. Mereka
menggunakan alat ini untuk menjaga akses keamanan mereka dari teroris dan
pengganggu lainnya. Seperti di bagian militer mereka juga menerapkan teknologi
ini dibagian CIA, FBI, NASA, bahkan juru masak dipenjara federal yang berada
dipinggiran kota Texas. Mereka memanfaatkan alat ini guna untuk mejaga keamanan
mereka.
State Machine model
adalah kumpulan dari Retinal Scan,
yang disebut state, dan sebuah transisi yang spesifik yang diijinkan untuk
melakukan modifikasi terhadap object dari satu state ke state berikutnya. State
machine sering dipakai untuk real-life entities
ketika state yang spesifik dan
transisinya ada dan dimengerti. Ketika sebuah subject meminta untuk membaca sebuah object, harus ada sebuah transisi yang mengijinkan untuk merubah
sebuah object yang closed menjadi open object. menunjukan diagram dari state machine yang sederhana. State
direpresentasikan oleh lingkaran, dan transisinya direpresentasikan oleh
anak panah.
Retinal scan
belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien di pemerintahan maupun pelayanan
publik. Padahal tata kelola pemerintahan Indonesia saat ini membutuhkan suatu
sistem yang baik atau sering disebut sebagai Good Corporate Governance atau Good
Government. Retinal scan dapat diperankan sebagai enabler dalam konteks
pembangunan pemerintahan yang bersih, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Proses pemerintahan yang rumit (complex) dapat dimodelkan dengan teknologi dan system informasi
yang sistematis. Selain untuk pemerintahan, retinal scan juga bisa digunakan
diperusahaan – perusahaan yang memiliki nilai bisnis yang lumayan besar.
C. Cara
Kerja Retina Scanner
Cara
kerja dari retinal sendiri cukup sederhana yaitu ketika si pengguna menggunakan
alatnya maka sinar inframerah yang berada pada digital pengditeksi langsung
secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang
dan biasanya berlangsung 10 – 15 detik.
Dari
gambar di samping kita bisa melihat cara kerja dari retinal scan dengan sensor
dari inframerah yang melewati atau memaparkan cahayanya ke saraf retina dan
secara otomatis alatnya akan mengantarkan ke digital sensor tersebut bahwa si
pengguna telah menunjukkan identitasnya.
Seperti
yang sudah dijelaskan diatas kalau setiap teknologi tidak ada yang sempurna.
Sama halnya dengan alat sensor untuk retinal scan, alat ini tidak bisa mengenal
atau mengdeteksi 100% pemakainya mungkin disebabkan adanya gangguan pada saraf
selaput mata. Dan di sisi lain alat ini bisa mengenalinya namun dengan pemakai
yang salah.
Semakin
banyak informasi, atau faktor, yang diminta dari subjek, semakin menjamin bahwa
subjek adalah benar-benar entitas yang diklaimnya. Oleh karenanya, otetikasi
dua faktor lebih aman dari otentikasi faktor tunggal. Masalah yang timbul
adalah bila subjek ingin mengakses beberapa sumber daya pada sistem yang
berbeda, subjek tersebut mungkin diminta untuk memberikan informasi
identifikasi dan otentikasi pada masing masing sistem yang berbeda. Hal semacam
ini dengan cepat menjadi sesuatu yang membosankan. Sistem Single Sign-On (SSO)
menghindari login ganda dengan cara mengidentifikasi subjek secara ketat dan
memperkenankan informasi otentikasi untuk digunakan dalam sistem atau kelompok
sistem yang terpercaya. User lebih menyukai SSO, namun administrator memiliki
banyak tugas tambahan yang harus dilakukan. Perlu perhatian ekstra untuk
menjamin bukti-bukti otentikasi tidak tidak tersebar dan tidakdisadap ketika
melintasi jaringan. Beberapa sistem SSO yang baik kini telah digunakan. Tidak penting
untuk memahami setiap sistem SSO secara detail. Konsep-konsep penting dan
kesulitan-kesulitannya cukup umum bagi semua produk SSO.
D. Cara
Penggunaan Retinal Scan
Si
pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang
memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan
mengverifikasikan identitas si pengguna.
Adapun
langkah–langkah spesifiknya:
1.
Subjek akan melakukan permintaan akses ke suatu objek kemudian objek akan
mengirimkan ID kepada subjek sesuai permintaan si subjek
2.
Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap
subjek
3.
Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek
4.
Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkan
Biasanya
ini dilakukan 2 – 3 dalam satu minggu karena selain dari tuntutan juga untuk
menjaga kestabilan mata. Pemilik retina scan ditugaskan untuk memelihara mata
mereka demi melaksanakan kebijakan keamanan sesuai dengan procedure yang telah
disepakati oleh pemilik retina scan. Pemilik rerina scan sering kali melupakan
bahwa dia harus manjaga selaput matanya jika tidak bisa menimbulkan problem
yang fatal.
Pemilik
data memikul tanggung jawab terbesar terhadap proteksi retinal scan. Pemilik
data umumnya adalah anggota manajemen dan berperan sebagai wakil dari
organisasi dalam tugas ini. Ia adalah pemilik yang menentukan tingkat
klasifikasi retina scan dan mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan
sehari-hari kepada pemelihara data.
E. Aplikasi
Ketika
dibahas di media umum Retina Scan diperkenalkan sebagai salah satu teknologi
dari Biometri. Teknologi biometri kepemerintah atau keperusahaan sangat terkait
untuk kemajuan dan literatur mereka tidak terkecuali dengan Retinal Scan.
Dokumentasi dari retina scan sering dihubungkan dalam konteks logis keamanan
seperti akses jaringan PC login.
Tetapi
bertentangan dengan paham mereka. Retinal scan digunakan hampir dalam aplikasi
keamanan, pengendalian untuk mengakses kearea sensitif atau didalam instalasi
militer, pembangkit tenaga listrik dan sebagainya. Contohnya diIntelegen agen
(CIA), kantor penyelidikan pusat (FBI) dan NASA.
Menurut NASA retina scan
mempunyai kemampuan dalam menjaga keamanan mereka, dibandingkan dengan finger
scan, retinal scan lebih maksimal karena menurutnya sel saraf mata seseorang
tidak akan berubah kecuali katarak dan lebih penting dengan menggunakan retinal
scan mereka bias menjaga akses mereka dari orang luar yang tak bertanggung
jawab.
Oleh
karena itu retinal scan Kontrol akses adalah semua yang mengatur tentang proses
pengontrolan akses. Pertama-tama kita akan mendifinisikan beberapa pengertian.
Sebuah entitas yng memminta akses ke sebuah sumberdaya disebut sebagai akses
dari sipengguna. Sebuah subjek merupakan entitas yang aktif karena dia
menginisiasi sebuah permintaan akses. Sebuah seumber daya yang akan diakses
oleh subjeks disebut sebagai objek dari akses. Objek dari akses merupakan
bagian yang pasif dari akses karena subjek melakukan aksei terhadap objeks
tersebut. Jadi tujuan dari kebijakan kontrol akses adalah mengijinkan hanya
subjek yang mempunyai otorisasi yang bisa mengakses objeks yang sudah diijinkan
untuk diakses. Hal ini mungkin juga ada subjeks yang sudah mempunyai otorisasi
tapi tidak melalukan akses terhadap spesifik objeks tertentu.
Jika
pun melakukan akses yang salah tapi Retinal Scan mampu mengatasinya dengan
mengandalkan AS ( Authentic Security ). Tetapi dengan syarat kesalahan yang
dilakukan tidak terlalu berat.
Tapi
walaupun demikian semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan
retina scan sendiri. Informasi yang diberikan retinal scan berdasarkan
statistic yang didasarkan pada 5% - 10% tidak mampu untuk memuaskan si
pengguna.
F. Kelebihan
-
Tingkat kekeliruan dalam mengditeksi tau mengverifikasikan identitas sangat
kecil.
-
Tingkat kestabilan mata tidak akan berubah sampai seumur hidu melainkan kena
penyakit (katarak)
-
Dalam mengditeksi suatu identitas sangat cepat
-
Tidak ada satupun teknologi yang mampu mengduplikatkan sel saraf (retina)
seseorang.
-
Dengan kemaksimalannya dapat menjaga dan megamankan akses dari serangan atau
gangguan dari teroris atau apapun.
-
Beda dengan kartu dan kunci retinal scan tidak dapat dicuri atau dihilangkan.
G. Kekurangan
-
Biaya yang sangat sulit dijangkau sekitar $2000 - $2500.
-
Mata akan mengalami gangguan dan kerusakan apabila terlalu sering digunakan.
-
Bila mata mengalami gangguan alat pengdeteksi bias saja tidak bisa membaca
akses si pengguna. Mungkin bias dibaca tapi pembacaannya salah.
-
Persepsi si pengguna dalam meggunakannya masih kurang karena disebabkan takut
merusak mata dan penglihatan.
-
Alat pengditeksi yang digunakan relative sulit ditemukan yang disebabkan alat
untuk mendesainnya lumayan mahal.
H. Kesimpulan
Retina
Scan yaitu salah satu biometri tertua dari beberapa teknologi biometri yang
ada. Biometri itu berasal dari kata bio dan metri, Bio yaitu hidup sedangkan
Metric yaitu ukuran, jadi Biometric berarti ukuran hidup. Retina scan merupakan
salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (selaput
jala). Retina scan ini dioprasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi
dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya maka alat tersebut dengan
otomatis akan memunculkab identitas ataupun biodata pengguna. Cara kerja retina
ini cukup sederhana yaitu ketika pengguna menggunakan alatnya maka inframerah
yang berada pada digital pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel
saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10-15
detik. Cara penggunaan retina scan yaitu si pengguna memusatkan mata pada satu
titik sampai data cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata pengguna
dengan cara otomatis.
I I. Flowchart Algoritma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar